“Sudah jatuh tertimpa tangga”, peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan nasib ibu S. Entah mimpi apa semalam, ibu S yang masih dalam suasana duka karena ditinggal oleh seorang anggota keluarganya, harus mengalami nasib sial, Dia kehilangan sebuah tas beserta isinya (dompet, sejumlah uang, kartu identitas, kartu kredit). Naasnya lagi, kejadian itu berlangsung di rumah duka (di daerah Cikutra, Bandung), beberapa saat setelah pengajian selesai dilakukan.
Kejadian ini berlangsung begitu singkat. Di tengah riuh rendah para kerabat, keluarga, dan sanak saudara yang sedang dirundung duka lara, ternyata ada seekor “tikus” di antara mereka. Seorang pemuda tinggi kurus, menggunakan jaket kulit hitam dan jeans lusuh “nyempil” di acara duka itu. Sebenarnya, cukup banyak orang-orang yang menyadari kehadiran si pemuda itu, tetapi mereka semua berpikiran, “Ah, paling itu anaknya ibu ini” atau “Ah, paling juga saudaranya siapa”. Ternyata eh ternyata, tak disangka-sangka ternyata pemuda itu sengaja menyusup dan berbaur dengan orang-orang di sekitarnya dengan niat jahat. Dia terlihat baik dengan mempersilahkan para tamu untuk masuk ke dalam, dan pada saat acara puncak (makan-makan) dimulai pun dia lebih mendahulukan orang yang lebih tua.
Jelas saja dia demikian baik, ternyata dia mencari celah pada saat orang-orang sedang sibuk mengantri makanan. Dia dapat dengan bebas masuk ke dalam rumah dan menemukan sebuah tas tergeletak. Setelah berhasil mengambil tas tersebut dan menyembunyikan di balik jaketnya dia pun langsung “ngibrit” keluar dari rumah, melewati para tamu yang duduk di teras dengan terburu-buru, lalu menghampiri kawannya yang menunggu di ujung jalan menggunakan sepeda motor.
Beberapa saat kemudian barulah ibu S sadar. Dia keluar rumah, bertanya pada para tamu yang sedang berkumpul di teras dengan nada panik, “Aya nu ningali budak make jaket kulit hideung dikekeweuk ngaliwat dieu?” (Ada yang lihat pemuda berjaket kulit hitam lewat sini?). “Nembe bieu ngalangkung bu, namun teras naek motor sareng rerencangana. Kunaon kitu ibu?” (Baru saja lewat bu, tapi langsung naik motor sama temannya. Kenapa memangnya bu?). Ibu S sentak berteriak, “Tas saya! Tas saya hilang! Tas saya dicuri sama dia!”. Namun, apa mau dikata selain "Nasi sudah menjadi bubur".
by : Wiraldi @byusyem Kurniadi