Hari ini, kutemukan kedamaian
Ketika kubuka kedua mata,
menemukan langit biru terbentang luas
dihiasi buih ombak di batas cakrawala..
Tak ada raungan si kuda besi,
yang ada hanya bunyi pasir yang berdesir..
Tak ada kepulan asap hitam,
tergantikan oleh gumpalan kapas putih di atas langit..
Debur ombak menjadi nyanyian pagi, bersinergi dengan kicau burung yang terbang bebas..
Tawa anak kecil menjadi pengisi hati, menghangatkan hari seperti mentari pagi..
Begitu tenang,
Begitu damai.. :)
Pulau Moyo, 10 Oktober 2012 - 06:35
About Me
Minggu, 14 Oktober 2012
Pulau Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Pulau
Moyo...
Bagi
wisatawan lokal nama Pulau Moyo mungkin masih belum terdengar gema suaranya
sebesar Bali maupun Lombok. Namun siapa sangka ternyata Pulau Moyo merupakan
salah satu destinasi favorit bagi turis mancanegara. Pasalnya, pesohor
mancanegara sekelas Lady Diana, Mick Jagger, bahkan Prince William pernah
bermalam di pulau ini.
Pulau
Moyo merupakan bagian dari kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Memiliki
luas sekitar 350 km2 dan terdapat dua desa besar dengan jumlah kepala keluarga
mencapai 700, yaitu Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok.
Mata
pencaharian penduduk Pulau Moyo cukup beragam. Tak hanya menjadikan laut
sebagai sumber penghasilannya, penduduk Pulau Moyo juga mengembangkan
peternakan dan pertanian. Belum lagi ditambah madu lebah liar yang terkenal
khasiatnya di dunia kesehatan.
Belakangan
ini, Pulau Moyo juga memperoleh penghasilan tambahan dari bidang pariwisata.
Bagaimana tidak, Pulau Moyo memiliki potensi alam yang luar biasa. Mulai dari
terumbu karang yang masih belum terusik tangan manusia, menjadikan pulau ini
surga bagi para penggemar snorkeling dan
diving. Selain itu, Pulau Moyo juga
memiliki empat buah air terjun indah, hingga hutan yang seringkali dijadikan
tempat berburu. Air terjun yang paling terkenal adalah Air Terjun Mata Jitu,
yang kabarnya sempat diklaim menjadi milik Amanwana Resort.
Oh
iya, Amanwana Resort adalah satu-satunya hotel yang ada di Pulau Moyo. Bagi
anda yang ingin bermalam di Pulau Moyo, Amanwana Resort ini bisa menjadi salah
satu alternatif menginap. Tapi siap-siap saja harus merogoh kocek sekitar 6-8
juta untuk satu malam di sana. Hahaha…
Sebetulnya,
objek pariwisata di Pulau Moyo mulai dibuka sejak tahun 1980-an. Tetapi karena
pemerintah kurang fokus dalam mengembangkannya, butuh waktu sekitar 15 tahun
sampai pulau ini mulai dikenal. Hal ini pun terbantu oleh keberadaan Amanwana
Resort yang didirikan sejak tahun 1995-an. Tak heran jika tarif menginap di
resort satu ini harganya selangit.
Tapi
jangan khawatir, bagi anda yang ingin bermalam di Pulau Moyo, menginap di rumah
penduduk Desa Labuan Aji adalah pilihannya. Baru-baru ini saya juga menginap di
rumah seorang penduduk asli Pulau Moyo selama 2 malam. Pak Beta namanya. Pria
kelahiran tahun 1985 ini tinggal bersama istri dan anaknya. Mbak Iceu dan Ida
namanya.
Selama
2 malam saya dan kakak saya bermalam di sana, Pak Beta sekeluarga memperlakukan
kami dengan sangat baik. Di tengah kesederhanaan dan keterbatasan hidup mereka,
masih sempat saja mereka berbuat baik kepada orang lain.
Kami
diberikan kamar dan kasur untuk tidur, makan 3 kali sehari pun selalu
dihidangkan, bahkan kipas angin satu-satunya pun disimpan di kamar kami. Mereka
bilang, “Di sini banyak nyamuk besar, kasihan nanti kalau Mas & Mbak
digigitin nyamuk,” sementara suhu udara di sana sangat panas.
Tidak
hanya keluarga Pak Beta, seluruh penduduk Desa Labuan Aji sangat terbuka dan
ramah terhadap penduduk lain dan tamu yang datang berkunjung.
Mungkin
penyebabnya karena Pulau Moyo seringkali dijadikan pulau transit bagi para
wisatawan yang melakukan Sailing Trip dari
Pulau Lombok menuju Labuan Bajo maupun sebaliknya.
Bagi
anda yang suka jajan, jangan khawatir. Di Pulau Moyo memang tidak ada mini
market seperti Alfamart atau Indomart, tetapi ada warung yang menjadi
penyelamat kami di kala kehausan. Warung kecil milik Pak Seko. :D
Satu
hal yang perlu diperhatikan adalah Pulau Moyo belum memiliki pasokan listrik
dari pusat. Jadi, listrik baru menyala dari pukul 6 malam hingga 6 pagi menggunakan
genset.
Oh,
iya. Di rumah Pak Beta juga tidak ada kamar mandi, hanya ada kamar mandi umum
yang terletak 10 meter dari rumah. Tak lupa, kita juga harus menimba air dari
sumur jika ingin menggunakan kamar mandi. Hahaha…
Jika
ada yang bertanya kegiatan apa yang bisa dilakukan di Pulau Moyo, jawabannya
adalah banyak!
Di
awal saya telah menyinggung tentang potensi wisata Pulau Moyo. Nah, untuk
wisata air seperti snorkeling atau diving, kalian harus menyewa kapal.
Harganya sekitar 400-600 ribu. Pinter-pinternya nego aja sih sebenernya,
hehehe...
Selain
itu, bisa juga pergi melihat air terjun. Ada dua air terjun yang terletak dekat
dari rumah penduduk. Pertama, Air Terjun Diwu Mba’i, berjarak sekitar 2 km dari
rumah penduduk. Cukup membayar 25 ribu saja untuk diantarkan ke air terjun ini
menggunakan sepeda motor. Kedua, Air Terjun Mata Jitu, terletak di belakang
Amanwana Resort, jaraknya sekitar 5 km dari rumah penduduk. Kalau yang ini harus
bayar 65 ribu, soalnya jalannya lebih jauh dan lebih jelek daripada Diwu Mba’i.
Terus,
di Pulau Moyo ada juga Hutan Berburu. Tapi saya sih gak tertarik, kasihan
hewannya. Meskipun memang masih banyak babi hutan sebesar anak sapi berkeliaran
masuk ke desa. Hehehe
Kegiatan
lain adalah bermain bersama anak-anak desa Labuan Aji. Kakak saya kemarin
sengaja membawakan buku cerita, buku mewarnai, spidol, dan pensil warna untuk
dibagi-bagikan. Siapa sangka barang yang mungkin menurut kita tidak berharga,
ternyata menjadi harta bagi mereka. Jadi, saran saya jika ingin bermalam di
rumah penduduk desa, jangan lupa membawakan sesuatu buat mereka. :)
Jika
ingin berkunjung ke Pulau Moyo, ada baiknya menyeberang dari Mulut Kali,
Sumbawa Besar, pukul 11.30 siang. Pihak Amanwana Resort menyediakan kapal nelayan
gratis ke Pulau Moyo seminggu sekali. Bisa juga menyeberang dari Labuan Baddas,
hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama. Kemarin karena saya berangkat
hari Selasa, saya harus membayar 375 ribu untuk transportasi pulang-pergi dari
Pulau Moyo.
Untuk
biaya menginap di rumah Pak Beta sendiri, sebetulnya ia tidak mematok harga.
Karena kelihatannya memang beliau orang yang baik hati dan tulus. Sampai
sekarang pun kami masih sering berkomunikasi. Waktu itu, saya dan kakak saya
memutuskan untuk memberi 500 ribu untuk biaya bermalam 2 hari, makan 3 kali
sehari, dan listrik. Jadi, ya, atur sendiri saja nanti ketika kalian berada di
sana.
Satu kata dari saya, Pulau Moyo adalah salah satu pulau di Indonesia yang wajib dikunjungi! Sekian dan terima kasih telah membaca. Semoga informasi ini bermanfaat. :D
Contact
Person di Pulau Moyo:
Pak
Beta 085338729860
Pak
Syukur 085239803351
Pak
Seko 085239920011
*ps:
satu-satunya sinyal ponsel di Pulau Moyo cuma dari telkomsel (simpati & AS).
Langganan:
Postingan (Atom)