Di kala Tuhan murka
Dia menunjukkan kuasanya
Bumi berguncang dengan kerasnya
Membelah tanah, menggetarkan jiwa
Di kala Tuhan murka
Manusia tak kan pernah berdaya
Meruntuhkan rumah beserta isinya
Mendatangkan duka dan lara
Anak-anak berteriak dengan kerasnya
Orang tua tak tahu harus berbuat apa
Mereka hanya saling bertatap muka
Menyaksikan rumahnya yang sirna
Hewan-hewan berlarian tanpa henti
Seakan dikecam rasa takut akan mati
Alam pun hanya menjadi saksi
Atas keagungan Tuhan kami
Ya Tuhan..
Apa yang telah kami perbuat sehingga Engkau marah?
Apakah kami telah melupakan-Mu?
Melalaikan tugas yang telah Engkau berikan kepada kami?
Rumah mewah dan bangunan yang megah
Kini telah berubah menjadi puing-puing
Manusia yang berkumpul di tengah sawah
Memperdengarkan suara tangis yang melengking
Mereka telah kehilangan hartanya, tempat tinggalnya
Digantikan oleh sebuah tenda
Mereka telah kehilangan sanak saudaranya, dan orang-orang yang dicintainya
Tak akan ada satu pun hal yang dapat menggantikannya
Angin berhembus di balik puing reruntuhan
Awan hitam kelam menyelimuti langit
Matahari seakan enggan memberi sinar terang
Yang ada hanyalah angin dingin yang menusuk kulit
Sinar bulan yang temaram
Debur ombak yang memecah karang
Manusia pun hanya terdiam
Menatap langit tak berbintang
Di balik tenda itu mereka bernaung, diliputi gema tangisan yang menggaung
Di balik tenda itu mereka terlelap, saat terang berubah menjadi gelap
Di balik tenda itu mereka mengadu, dan menangis tersedu-sedu
Di balik tenda itu mereka terdiam, sedang menantikan secuil harapan
Kubuka mata, hati, dan telinga, mendapatkan suatu cerita duka
Kulangkahkan kaki menuju sana, untuk menjadi pelipur lara
Kuulurkan tangan untuk mereka, meringankan beban derita
Kupanjatkan doa kepada-Nya, dan memohon ampunan-Nya
*dedicated to*
Semua saudara-saudaraku yang terkena musibah gempa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar