About Me

Foto saya
I play at everybody's mind. I live in everybody's heart.

Minggu, 14 Oktober 2012

Pulau Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat


Pulau Moyo...

            Bagi wisatawan lokal nama Pulau Moyo mungkin masih belum terdengar gema suaranya sebesar Bali maupun Lombok. Namun siapa sangka ternyata Pulau Moyo merupakan salah satu destinasi favorit bagi turis mancanegara. Pasalnya, pesohor mancanegara sekelas Lady Diana, Mick Jagger, bahkan Prince William pernah bermalam di pulau ini.

            Pulau Moyo merupakan bagian dari kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Memiliki luas sekitar 350 km2 dan terdapat dua desa besar dengan jumlah kepala keluarga mencapai 700, yaitu Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok.

            Mata pencaharian penduduk Pulau Moyo cukup beragam. Tak hanya menjadikan laut sebagai sumber penghasilannya, penduduk Pulau Moyo juga mengembangkan peternakan dan pertanian. Belum lagi ditambah madu lebah liar yang terkenal khasiatnya di dunia kesehatan.

            Belakangan ini, Pulau Moyo juga memperoleh penghasilan tambahan dari bidang pariwisata. Bagaimana tidak, Pulau Moyo memiliki potensi alam yang luar biasa. Mulai dari terumbu karang yang masih belum terusik tangan manusia, menjadikan pulau ini surga bagi para penggemar snorkeling dan diving. Selain itu, Pulau Moyo juga memiliki empat buah air terjun indah, hingga hutan yang seringkali dijadikan tempat berburu. Air terjun yang paling terkenal adalah Air Terjun Mata Jitu, yang kabarnya sempat diklaim menjadi milik Amanwana Resort.

            Oh iya, Amanwana Resort adalah satu-satunya hotel yang ada di Pulau Moyo. Bagi anda yang ingin bermalam di Pulau Moyo, Amanwana Resort ini bisa menjadi salah satu alternatif menginap. Tapi siap-siap saja harus merogoh kocek sekitar 6-8 juta untuk satu malam di sana. Hahaha…

            Sebetulnya, objek pariwisata di Pulau Moyo mulai dibuka sejak tahun 1980-an. Tetapi karena pemerintah kurang fokus dalam mengembangkannya, butuh waktu sekitar 15 tahun sampai pulau ini mulai dikenal. Hal ini pun terbantu oleh keberadaan Amanwana Resort yang didirikan sejak tahun 1995-an. Tak heran jika tarif menginap di resort satu ini harganya selangit.

            Tapi jangan khawatir, bagi anda yang ingin bermalam di Pulau Moyo, menginap di rumah penduduk Desa Labuan Aji adalah pilihannya. Baru-baru ini saya juga menginap di rumah seorang penduduk asli Pulau Moyo selama 2 malam. Pak Beta namanya. Pria kelahiran tahun 1985 ini tinggal bersama istri dan anaknya. Mbak Iceu dan Ida namanya.

            Selama 2 malam saya dan kakak saya bermalam di sana, Pak Beta sekeluarga memperlakukan kami dengan sangat baik. Di tengah kesederhanaan dan keterbatasan hidup mereka, masih sempat saja mereka berbuat baik kepada orang lain.

            Kami diberikan kamar dan kasur untuk tidur, makan 3 kali sehari pun selalu dihidangkan, bahkan kipas angin satu-satunya pun disimpan di kamar kami. Mereka bilang, “Di sini banyak nyamuk besar, kasihan nanti kalau Mas & Mbak digigitin nyamuk,” sementara suhu udara di sana sangat panas.

            Tidak hanya keluarga Pak Beta, seluruh penduduk Desa Labuan Aji sangat terbuka dan ramah terhadap penduduk lain dan tamu yang datang berkunjung.

            Mungkin penyebabnya karena Pulau Moyo seringkali dijadikan pulau transit bagi para wisatawan yang melakukan Sailing Trip dari Pulau Lombok menuju Labuan Bajo maupun sebaliknya.

            Bagi anda yang suka jajan, jangan khawatir. Di Pulau Moyo memang tidak ada mini market seperti Alfamart atau Indomart, tetapi ada warung yang menjadi penyelamat kami di kala kehausan. Warung kecil milik Pak Seko. :D

            Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Pulau Moyo belum memiliki pasokan listrik dari pusat. Jadi, listrik baru menyala dari pukul 6 malam hingga 6 pagi menggunakan genset.

            Oh, iya. Di rumah Pak Beta juga tidak ada kamar mandi, hanya ada kamar mandi umum yang terletak 10 meter dari rumah. Tak lupa, kita juga harus menimba air dari sumur jika ingin menggunakan kamar mandi. Hahaha…

            Jika ada yang bertanya kegiatan apa yang bisa dilakukan di Pulau Moyo, jawabannya adalah banyak!

            Di awal saya telah menyinggung tentang potensi wisata Pulau Moyo. Nah, untuk wisata air seperti snorkeling atau diving, kalian harus menyewa kapal. Harganya sekitar 400-600 ribu. Pinter-pinternya nego aja sih sebenernya, hehehe...

            Selain itu, bisa juga pergi melihat air terjun. Ada dua air terjun yang terletak dekat dari rumah penduduk. Pertama, Air Terjun Diwu Mba’i, berjarak sekitar 2 km dari rumah penduduk. Cukup membayar 25 ribu saja untuk diantarkan ke air terjun ini menggunakan sepeda motor. Kedua, Air Terjun Mata Jitu, terletak di belakang Amanwana Resort, jaraknya sekitar 5 km dari rumah penduduk. Kalau yang ini harus bayar 65 ribu, soalnya jalannya lebih jauh dan lebih jelek daripada Diwu Mba’i.

            Terus, di Pulau Moyo ada juga Hutan Berburu. Tapi saya sih gak tertarik, kasihan hewannya. Meskipun memang masih banyak babi hutan sebesar anak sapi berkeliaran masuk ke desa. Hehehe

            Kegiatan lain adalah bermain bersama anak-anak desa Labuan Aji. Kakak saya kemarin sengaja membawakan buku cerita, buku mewarnai, spidol, dan pensil warna untuk dibagi-bagikan. Siapa sangka barang yang mungkin menurut kita tidak berharga, ternyata menjadi harta bagi mereka. Jadi, saran saya jika ingin bermalam di rumah penduduk desa, jangan lupa membawakan sesuatu buat mereka. :)

            Jika ingin berkunjung ke Pulau Moyo, ada baiknya menyeberang dari Mulut Kali, Sumbawa Besar, pukul 11.30 siang. Pihak Amanwana Resort menyediakan kapal nelayan gratis ke Pulau Moyo seminggu sekali. Bisa juga menyeberang dari Labuan Baddas, hanya saja membutuhkan waktu yang lebih lama. Kemarin karena saya berangkat hari Selasa, saya harus membayar 375 ribu untuk transportasi pulang-pergi dari Pulau Moyo.

           Untuk biaya menginap di rumah Pak Beta sendiri, sebetulnya ia tidak mematok harga. Karena kelihatannya memang beliau orang yang baik hati dan tulus. Sampai sekarang pun kami masih sering berkomunikasi. Waktu itu, saya dan kakak saya memutuskan untuk memberi 500 ribu untuk biaya bermalam 2 hari, makan 3 kali sehari, dan listrik. Jadi, ya, atur sendiri saja nanti ketika kalian berada di sana.

            Satu hal lagi, waktu terbaik untuk pergi ke Pulau Moyo adalah antara bulan April - September. Mulai November - Desember, angin dari barat mulai datang, sehingga arus menjadi lebih kencang. Bahkan setiap bulan Januari - Maret penduduk Pulau Moyo mengisolasi diri di pulau karena cuaca tidak memungkinkan untuk bepergian ke pulau lain. 

       Satu kata dari saya, Pulau Moyo adalah salah satu pulau di Indonesia yang wajib dikunjungi! Sekian dan terima kasih telah membaca. Semoga informasi ini bermanfaat. :D

Contact Person di Pulau Moyo:
Pak Beta     085338729860
Pak Syukur  085239803351
Pak Seko    085239920011
*ps: satu-satunya sinyal ponsel di Pulau Moyo cuma dari telkomsel (simpati & AS).

2 komentar:

  1. Bener2 menjadi penerang di kebingungan saya hehehe..
    Makasih artikel ini sangat membantu,
    Ga sabar lagi unt segera ke pulau moyo :)

    BalasHapus
  2. Bener2 menjadi penerang di kebingungan saya hehehe..
    Makasih artikel ini sangat membantu,
    Ga sabar lagi unt segera ke pulau moyo :)

    BalasHapus