Seonggok besi tua itu berdiri dengan tegak,
Menjadi tempat bernaung burung-burung gagak,
Membicarakan apa yang akan terjadi suatu hari nanti kelak..
Seonggok besi tua itu melebarkan tangannya,
Menjadi tempat berteduh kami para manusia,
Melindungi kami dari sang mentari dan sinar panasnya..
Seonggok besi tua itu berwarna biru,
Menjadi lembayung biru tempat kami berseteru,
Mendengarkan cerita kami yang haru,
Memperhatikan tangisan kami yang sendu..
Ah, Aku pun terlarut dalam duka,
Besi tua itu kini telah tiada,
Tempat kami bersuka cita,
Ataupun sedang dirundung durja..
Tangan pemerintah telah menumbangkan kegagahannya,
Merenggut apa yang kami cintai..
Tangan pemerintah telah menghapus jejaknya,
Merampas apa yang kami anggap menjadi milik kami..
Lembayung biru yang menjadi teman di siang hari,
Kini cahayamu telah sirna..
Dan menjadi penjaga rumah kami di malam hari,
Meninggalkan kami untuk selamanya..
Akankah kami dapat menemuimu?
Kami sangat merindukan kehadiranmu..
Wahai Lembayung Biruku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar