Berawal dari sebuah keisengan yang menjadi sebuah kebiasaan
30 hari kulewati sudah, merangkai kata yang menghantarkan fantasi
Ini adalah akhir dari misi kecil, yang mungkin menjadi awal dari misi besar lainnya
Jari jemari menari mengomposisi aksara, mencipta tulisan yang berasal dari hati
Di suatu teras tempat kata-kata saling bercinta dan bersenggama
Di sini, di Beranda Aksara, ijinkan aku mengucapkan terima kasih :)
Di atas adalah sebuah puisi singkat untuk mengakhiri 30 hari menulis. Ijinkan saya untuk menghaturkan terima kasih. :)
Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya lah misi kecil ini dapat saya selesaikan. Dia telah memberikan saya berbagai pengalaman hidup yang terkadang menjadi inspirasi saya dalam menulis sebuah cerita. :)
Kedua, kepada pihak keluarga, Ayah dan ibu saya yang sedikit banyak tahu hobi menulis saya, kakak-kakak saya @windira & @timauuww yang selalu mendukung saya dalam proyek ini, yang juga selalu mengingatkan saya supaya tetap ingat prioritas utama dalam menulis, yaitu Skripsi. Thanks a lot, Sistah! :P
Ketiga, kepada @perempuansore dan @maradilla yang menjadi penggagas dari #30harimenulis. Terima kasih sudah memberikan saya ruang untuk menyalurkan hobi saya. Buat Cillu nanti aku kasih keripik maicih sekilo yang level 5 deh. :)))
Keempat, kepada mas @samdputra, seorang kenalan di twitter yang kebetulan saya ajak untuk ikut #30harimenulis. Dan menjadi penulis kesukaan saya di #30harimenulis yang tulisan-tulisannya bisa menginspirasi saya.:) Mungkin kalo untuk Mas Sam lebih cocok tagar #30harimenulisFIKSI kali ya daripada #30harimenulis? Soalnya dari awal sampai sekarang tulisannya fiksi semua! Apalagi katanya beliau berencana membukukan karya-karyanya (Saya tunggu lho mas bukunya. Hehe.) Kayaknya gak pernah kehabisan ide cerita. Salute deh pokoknya, Mas Sam. Hihi. :D *hats-off*
Kelima, kepada teman-teman yang ikut serta dalam misi ini, yang juga menjadi motivasi untuk saya menyelesaikan misi ini. @willyirawan, @flyingfairy, @aldy_aldy, @diyas_andi, dan lainnya yang gak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih telah memacu saya secara tidak langsung untuk menyelesaikan misi ini. :)
Keenam, buat @ariefakbar, @ut_tari, @caniamarsha, @shirhzxx, dan teman-teman lainnya yang menjadi pembaca setia saya. Makasih yaaa atas waktu dan dukungannya. :D
Ketujuh, untuk Chalida (PulauIlalang.blogspot.com), yang selalu memberi masukan dan kritikan terhadap tulisan saya. Makasih ya, Cha. Saya tunggu terbitnya novel kamu. :)
Sedikit bercerita, mengenai pengalaman saya di 30 hari menulis. Sebenarnya saya sudah lama tahu mengenai proyek ini dan ingin ikut serta dalam misi kecil ini. Tetapi waktu itu, jujur saya merasa pesimis dapat menyelesaikan misi ini.
Nah, Akhirnya tanggal 6 September 2010 saya mulai menulis deh. Memaksakan diri untuk mendapatkan ide dan inspirasi supaya bisa ikutan 30 hari menulis. Ditambah lagi waktu itu saya insomnia, baru bisa tidur jam 6 pagi. Jadi, sambil nunggu sahur saya nulis deh. Hihi.
Selama 30 hari menulis ini saya beberapa kali mengalami hambatan. Pada awalnya saya sering membuat fiksi dan puisi. Di awal, saya bisa membuat 2-3 tulisan dalam sehari, tapi semakin ke sini semakin sulit menemukan ide tulisan. Sampai sekitar di hari ke-15 saya mulai mentok dan kehabisan ide cerita, akhirnya saya beralih jadi membuat artikel. Ada juga yang saya ambil dari tulisan lama saya di komputer atau notes FB. Hehe.
Sampai akhirnya di hari ke-27 laptop saya rusak (dan data skripsi beneran hilang. -_-), terpaksa deh ngutang tulisan sehari. Tapi alhamdulillah saya dapat melunasinya dan menyelesaikan misi ini.
Buat yang mau ikutan dan masih melanjutkan misi ini, saran saya adalah, mulai menulis dari hati. Dan, tulislah apa yang ingin kamu baca. :)
Selain itu, ajak teman-teman lain yang suka membaca dan menulis, agar bisa memberi masukan dan dukungan. :D
Well, sekali lagi saya ucapkan terima kasih untuk semuanya. Ini mungkin akhir dari misi kecil 30 hari menulis, tapi Insya Allah saya akan membuat satu misi yang lebih besar. :)
Akhir kata saya ucapkan, MARI BIASAKAN MEMBACA DAN MENULIS! :D
Warmest regards, @byusyem :)
About Me
Rabu, 06 Oktober 2010
Selasa, 05 Oktober 2010
SEXUAL DISORDER II - GID
Bagian kedua dari sexual disorder adalah mengenai Gender Identity Disorder (GID). Kemarin malam saya sempat juga membahasnya di twitter. Saya akan kembali menjelaskannya di sini. Selamat membaca. :)
Gender Identity Disorder (GID) adalah jenis kelainan seksual di mana penderitanya mengalami gangguan identitas gendernya.
Gejala utamanya adalah adanya identifikasi yang kuat dan terus menerus terhadap lawan dari jenis kelaminnya. Penderitanya akan menyatakan keinginannya untuk menjadi lawan dari jenis kelaminnya.
Dorongan/keinginan tersebut akan memunculkan ketidaknyamanan terhadap peran jenis kelaminnya, sehingga penderita tidak mampu menjalankan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
Biasanya penderita akan merasa seperti orang yang terjebak dalam tubuh yang salah. Penderita pria akan menganggap dirinya wanita, dan sebaliknya.
Berbeda dengan homoseksual, GID benar-benar ingin menjadi lawan dari jenis kelaminnya, sedangkan homoseksual hanya mencari pemenuhan kebutuhan seksual dan afeksi dari lawan jenisnya.
Penderita GID yang ekstrim akan lebih mungkin untuk melakukan hal yang ekstrim pula, misalnya operasi ganti kelamin. Contohnya adalah Dorce.
Transsexualism atau juga disebut dengan Transgender adalah nama umum dari GID.
Berbeda dengan Transvestic Fetishism, penderita GID tidak memiliki keterangsangan secara seksual dari berdandan seperti lawan jenisnya.
GID berharap hidup sebagai lawan jenisnya dan mereka bertingkah laku dan berdandan seperti lawan jenisnya.
Seringkali penderita GID dan homoseksual kurang diterima oleh masyarakat karena gangguannya. Padahal mereka adalah orang yang "sakit" dan membutuhkan penanganan. Bukan malah menjadi bahan olokan dan bulan-bulanan.
Sekian penjelasan singkat dari saya. Terima kasih. :)
Best regards, @byusyem
Gender Identity Disorder (GID) adalah jenis kelainan seksual di mana penderitanya mengalami gangguan identitas gendernya.
Gejala utamanya adalah adanya identifikasi yang kuat dan terus menerus terhadap lawan dari jenis kelaminnya. Penderitanya akan menyatakan keinginannya untuk menjadi lawan dari jenis kelaminnya.
Dorongan/keinginan tersebut akan memunculkan ketidaknyamanan terhadap peran jenis kelaminnya, sehingga penderita tidak mampu menjalankan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
Biasanya penderita akan merasa seperti orang yang terjebak dalam tubuh yang salah. Penderita pria akan menganggap dirinya wanita, dan sebaliknya.
Berbeda dengan homoseksual, GID benar-benar ingin menjadi lawan dari jenis kelaminnya, sedangkan homoseksual hanya mencari pemenuhan kebutuhan seksual dan afeksi dari lawan jenisnya.
Penderita GID yang ekstrim akan lebih mungkin untuk melakukan hal yang ekstrim pula, misalnya operasi ganti kelamin. Contohnya adalah Dorce.
Transsexualism atau juga disebut dengan Transgender adalah nama umum dari GID.
Berbeda dengan Transvestic Fetishism, penderita GID tidak memiliki keterangsangan secara seksual dari berdandan seperti lawan jenisnya.
GID berharap hidup sebagai lawan jenisnya dan mereka bertingkah laku dan berdandan seperti lawan jenisnya.
Seringkali penderita GID dan homoseksual kurang diterima oleh masyarakat karena gangguannya. Padahal mereka adalah orang yang "sakit" dan membutuhkan penanganan. Bukan malah menjadi bahan olokan dan bulan-bulanan.
Sekian penjelasan singkat dari saya. Terima kasih. :)
Best regards, @byusyem
SEXUAL DISORDER - PARAPHILIAS
Beberapa waktu lalu saya pernah membahas mengenai sexual disorder di jejaring sosial twitter saya (@byusyem), kali ini saya akan menulisnya secara lengkap di blog saya. Selamat membaca. :)
Paraphilias, adalah individu yang memiliki simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi dan dorongan seksual atau tingkah laku yang melibatkan objek manusia, objek bukan manusia, dan gangguan relasi sosial.
Ada 8 tipe gangguan ini, yaitu :
1. Pedophilia
Adalah individu yang memiliki kelainan dalam dorongan seksualnya. Fantasi, dorongan, dan perilaku seksualnya melibatkan anak di bawah umur. Singkatnya, Pedophilia merasa terangsang terhadap anak di bawah umur.
2. Exhibitionism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan untuk memperlihatkan organ genitalnya kepada orang asing. Mereka tidak mengharapkan reaksi seksual dari korbannya, melainkan perasaan takut & kaget yang diharapkan oleh mereka. Hal itulah yang dapat membuat mereka terangsang.
3. Fetishism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual yang melibatkan objek benda mati. Mereka bisa terangsang hanya dengan melihat dan menyentuh objek tersebut. Objek di sini maksudnya adalah benda-benda yang tidak didesain khusus untuk menstimulasi area genital, seperti vibrator. Selain objek benda mati, mereka bisa juga terangsang dengan bagian tubuh tertentu pada manusia, seperti kaki yang jenjang, hidung mancung, dan seterusnya.
4. Frotteurism
Penderita gangguan ini memiliki kelainan dorongan seksual berupa sentuhan/rabaan pada orang lain. Biasanya mereka akan menempelkan dan menggesekkan alat genitalnya kepada tubuh korban. Contohnya adalah yang beberapa saat lalu sempat heboh diperbincangkan di bus TransJakarta.
5. Sexual Masochism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual berupa penghinaan, perlakuan kasar, pukulan, atau apa pun yang menyebabkan dirinya menderita oleh partner seksual mereka. Mereka terangsang dan menikmati penderitaan itu.
6. Sexual Sadism
Lawan dari Masochism adalah Sadism. Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual berupa keinginan untuk menyakiti partner seksualnya. Mereka akan terangsang jika partnernya tersakiti.
Ada pula individu yang menampilkan kesenangan seksual dari keduanya, memberikan dan menerima rasa sakit. Penderita gangguan ini disebut dengan Sadomasochist.
7. Transvestic Fetishism
Gangguan ini hanya ditemukan pada pria. Penderita gangguan ini memiliki kelainan dorongan untuk memakai atribut/pakaian wanita. Fenomena yang berhubungan dengan gangguan ini adalah Autogynephilia, pria yang memiliki gairah seksual dari pikiran atau image dirinya yang memiliki anatomi wanita atau memiliki fungsi biologis wanita, seperti menstruasi, melahirkan, dan menyusui.
8. Voyeurism
Penderita gangguan ini memiliki kelainan berupa kesenangan melakukan pengamatan tersembunyi (mengintip) terhadap orang lain ketika sedang telanjang, berhubungan seks.
Ya, itulah penjelasan singkat mengenai sexual disorder - paraphilias.
Semoga bermanfaat. :)
Warmest regards, @byusyem
Paraphilias, adalah individu yang memiliki simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi dan dorongan seksual atau tingkah laku yang melibatkan objek manusia, objek bukan manusia, dan gangguan relasi sosial.
Ada 8 tipe gangguan ini, yaitu :
1. Pedophilia
Adalah individu yang memiliki kelainan dalam dorongan seksualnya. Fantasi, dorongan, dan perilaku seksualnya melibatkan anak di bawah umur. Singkatnya, Pedophilia merasa terangsang terhadap anak di bawah umur.
2. Exhibitionism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan untuk memperlihatkan organ genitalnya kepada orang asing. Mereka tidak mengharapkan reaksi seksual dari korbannya, melainkan perasaan takut & kaget yang diharapkan oleh mereka. Hal itulah yang dapat membuat mereka terangsang.
3. Fetishism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual yang melibatkan objek benda mati. Mereka bisa terangsang hanya dengan melihat dan menyentuh objek tersebut. Objek di sini maksudnya adalah benda-benda yang tidak didesain khusus untuk menstimulasi area genital, seperti vibrator. Selain objek benda mati, mereka bisa juga terangsang dengan bagian tubuh tertentu pada manusia, seperti kaki yang jenjang, hidung mancung, dan seterusnya.
4. Frotteurism
Penderita gangguan ini memiliki kelainan dorongan seksual berupa sentuhan/rabaan pada orang lain. Biasanya mereka akan menempelkan dan menggesekkan alat genitalnya kepada tubuh korban. Contohnya adalah yang beberapa saat lalu sempat heboh diperbincangkan di bus TransJakarta.
5. Sexual Masochism
Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual berupa penghinaan, perlakuan kasar, pukulan, atau apa pun yang menyebabkan dirinya menderita oleh partner seksual mereka. Mereka terangsang dan menikmati penderitaan itu.
6. Sexual Sadism
Lawan dari Masochism adalah Sadism. Penderita gangguan ini memiliki dorongan seksual berupa keinginan untuk menyakiti partner seksualnya. Mereka akan terangsang jika partnernya tersakiti.
Ada pula individu yang menampilkan kesenangan seksual dari keduanya, memberikan dan menerima rasa sakit. Penderita gangguan ini disebut dengan Sadomasochist.
7. Transvestic Fetishism
Gangguan ini hanya ditemukan pada pria. Penderita gangguan ini memiliki kelainan dorongan untuk memakai atribut/pakaian wanita. Fenomena yang berhubungan dengan gangguan ini adalah Autogynephilia, pria yang memiliki gairah seksual dari pikiran atau image dirinya yang memiliki anatomi wanita atau memiliki fungsi biologis wanita, seperti menstruasi, melahirkan, dan menyusui.
8. Voyeurism
Penderita gangguan ini memiliki kelainan berupa kesenangan melakukan pengamatan tersembunyi (mengintip) terhadap orang lain ketika sedang telanjang, berhubungan seks.
Ya, itulah penjelasan singkat mengenai sexual disorder - paraphilias.
Semoga bermanfaat. :)
Warmest regards, @byusyem
Sabtu, 02 Oktober 2010
AKSI HEROIK
“Kebakaraaan! Kebakaraaan!” Udin berteriak membangunkan para tetangganya. Tak lama warga kampung Cidaun berkumpul di lokasi kebakaran.
“Cepat panggil pemadam kebakaran! Cepat sebelum apinya merambat!” Teriak Pak RW. Wajahnya tak dapat menyembunyikan kepanikan. Beberapa warga terlihat merogoh sakunya untuk mengambil ponsel di sakunya. Sedangkan yang lain menjadi panik karena api semakin besar.
“Oke! Semuanya tolong tenang. Bagi yang merasa pria tolong berkumpul di sini membentuk barisan, sementara wanita tolong kumpulkan wadah yang bisa menampung air, sebanyak mungkin! Kita harus bahu membahu memadamkan api ini!” Para warga seketika terdiam memperhatikanku.
Para wanita lalu mulai berhamburan ke rumahnya masing-masing mengikuti instruksiku. Sementara aku memerintahkan para pria agar membentuk beberapa barisan.
“Udin! Maman! Kalian berdua cepat ambil selang air, lalu hubungkan ke kran air terdekat! Cepat!” Kataku.
Mereka berdua lalu berlari mengikuti perintahku. Para wanita mulai kembali bergabung dengan kerumunan. Mereka lalu aku perintahkan membentuk barisan di belakang para pria. Beberapa barisan yang cukup panjang yang berujung di kamar mandi rumah seorang warga terdekat.
“Api ini tak akan bisa dipadamkan jika kita tidak bahu membahu. Ayo kita padamkan api ini!” Aku berteriak.
Para warga mulai mengestafetkan ember, gayung, baskom, dan semua wadah yang sudah terisi oleh air lalu melemparkan air ke arah si jago merah. Api terlihat mengecil, tapi hanya sebentar saja dia kembali berkobar. Udin dan Maman kembali membawa beberapa selang air. Tanpa harus diperintah mereka menghubungkan selang ke kran air terdekat.
“Ayo cepat! Kita butuh lebih banyak air!” Aku berteriak. Aliran wadah air berputar lebih cepat. Api terlihat semakin besar. Terdengar suara kayu berjatuhan dari dalam rumah yang kebakaran.
“Kak, tolong aku kak. Mimi masih ada di dalam rumah. Dia tertidur di dalam kandang. Aku lupa mengeluarkannya. Tolong, kak.” Adik Uci tiba-tiba menghampiriku sambil menangis. Kucing kesayangannya masih ada di dalam rumah.
“Udin! Ambil alih komando! Aku harus menyelamatkan mimi!”
“Tapi, Bang. Apinya semakin besar. Sudah tak mungkin bisa diselamatkan.” Udin berusaha mencegahku.
“Ah, sudah. Aku harus mencobanya!” Ujarku. Aku lalu membasahi badanku dengan air, menutup hidungku dengan sehelai saputangan yang sudah dibasahi. “Dik Uci, sebentar ya, kakak akan menyelamatkan Mimi. Kamu tunggu di sini ya sama papa dan mama.”
“Iya, kak. Tolong ya, kak.” Adik Uci terisak sambil memelukku. Aku pun berlari menerobos kobaran api. Para warga berteriak histeris melihat aksi heroik-ku. Udin mulai membuka mulut mengambil alih komando.
“Mimiii.. Mimiii.. Sini mpusss..” Aku berteriak di tengah kobaran api. Tak ada jawaban. Hiruk pikuk di luar tergantikan dengan suara nyala api. Aku terus melangkah. Lidah api berusaha menjilatku. Untung saja aku sudah membasahi badanku.
“Mimiii.. Mimiii.. Kamu di manaaa? Sini mpusss..” Kali ini aku mendengar suara kucing di kamar belakang. Semangatku terbakar sepanas api di sekelilingku. Aku menerobos ke ruangan itu.
“Meong..” Mimi mengeong setelah melihatku. Aku lalu menghampirinya.
“Sini mpus.. Tenang ya, Mimi. Om akan mengeluarkanmu dari sini.” Ujarku sambil membuka kandang itu.
Aku membuka jaketku, lalu membalutkannya pada tubuh Mimi. Kami lalu berlari ke luar dari rumah itu. Tetapi keadaan semakin parah. Kayu-kayu mulai berjatuhan. Api terasa membakar tubuhku. Asap mulai merasuki hidungku. Aku hampir hilang kesadaran. Berjalan, dan terus berjalan. Sampai akhirnya aku mendengar suara bising selain kobaran api. Aku sudah semakin dekat dari pintu keluar. Tiba-tiba segelondongan kayu terjatuh dari lantai dua. Kayu itu berhasil menimpa tubuhku. Hampir kehilangan kesadaran, aku masih dapat mendengar teriakan para wanita melihat kejadian itu. Tak lama, aku pun kehilangan kesadaran.
***
“Adi.. Adi.. Ayo bangun..” Suara halus seorang wanita menusuk telingaku. Aku masih setengah sadar.
“Adi.. Ayo bangun.. Nanti kamu terlambat sekolah..” Kali ini suara itu disertai goncangan ke arah tubuhku. Aku mulai tersadar.
“Sekolah? Aku kan mati tertimpa kayu waktu mau nyelamatin kucing.” Pikirku.
“Adi! Apa-apaan kamu! Udah kelas 3 SMA masih ngompol! Malu-maluin aja kamu ini! Ayo cepat bangun sebelum ibu pukul pakai penggebuk kasur!” Ibu berteriak kepadaku. Aku tersentak kaget setelah dia menggebuk kasur untuk membangunkanku.
Kasurku terasa begitu dingin. Celanaku pun basah. Ternyata aku memang benar-benar mengompol. Aku pun beranjak dari kasurku menuju kamar mandi.
“Sial. Belaga jadi pemadam kebakaran. Pake sok-sokan nyelamatin kucing segala. Udah gitu mati pula. Eh, ternyata gue ngompol.” Aku berbicara kepada cermin.
“Mimpi yang aneh.” Ujarku.
“Cepat panggil pemadam kebakaran! Cepat sebelum apinya merambat!” Teriak Pak RW. Wajahnya tak dapat menyembunyikan kepanikan. Beberapa warga terlihat merogoh sakunya untuk mengambil ponsel di sakunya. Sedangkan yang lain menjadi panik karena api semakin besar.
“Oke! Semuanya tolong tenang. Bagi yang merasa pria tolong berkumpul di sini membentuk barisan, sementara wanita tolong kumpulkan wadah yang bisa menampung air, sebanyak mungkin! Kita harus bahu membahu memadamkan api ini!” Para warga seketika terdiam memperhatikanku.
Para wanita lalu mulai berhamburan ke rumahnya masing-masing mengikuti instruksiku. Sementara aku memerintahkan para pria agar membentuk beberapa barisan.
“Udin! Maman! Kalian berdua cepat ambil selang air, lalu hubungkan ke kran air terdekat! Cepat!” Kataku.
Mereka berdua lalu berlari mengikuti perintahku. Para wanita mulai kembali bergabung dengan kerumunan. Mereka lalu aku perintahkan membentuk barisan di belakang para pria. Beberapa barisan yang cukup panjang yang berujung di kamar mandi rumah seorang warga terdekat.
“Api ini tak akan bisa dipadamkan jika kita tidak bahu membahu. Ayo kita padamkan api ini!” Aku berteriak.
Para warga mulai mengestafetkan ember, gayung, baskom, dan semua wadah yang sudah terisi oleh air lalu melemparkan air ke arah si jago merah. Api terlihat mengecil, tapi hanya sebentar saja dia kembali berkobar. Udin dan Maman kembali membawa beberapa selang air. Tanpa harus diperintah mereka menghubungkan selang ke kran air terdekat.
“Ayo cepat! Kita butuh lebih banyak air!” Aku berteriak. Aliran wadah air berputar lebih cepat. Api terlihat semakin besar. Terdengar suara kayu berjatuhan dari dalam rumah yang kebakaran.
“Kak, tolong aku kak. Mimi masih ada di dalam rumah. Dia tertidur di dalam kandang. Aku lupa mengeluarkannya. Tolong, kak.” Adik Uci tiba-tiba menghampiriku sambil menangis. Kucing kesayangannya masih ada di dalam rumah.
“Udin! Ambil alih komando! Aku harus menyelamatkan mimi!”
“Tapi, Bang. Apinya semakin besar. Sudah tak mungkin bisa diselamatkan.” Udin berusaha mencegahku.
“Ah, sudah. Aku harus mencobanya!” Ujarku. Aku lalu membasahi badanku dengan air, menutup hidungku dengan sehelai saputangan yang sudah dibasahi. “Dik Uci, sebentar ya, kakak akan menyelamatkan Mimi. Kamu tunggu di sini ya sama papa dan mama.”
“Iya, kak. Tolong ya, kak.” Adik Uci terisak sambil memelukku. Aku pun berlari menerobos kobaran api. Para warga berteriak histeris melihat aksi heroik-ku. Udin mulai membuka mulut mengambil alih komando.
“Mimiii.. Mimiii.. Sini mpusss..” Aku berteriak di tengah kobaran api. Tak ada jawaban. Hiruk pikuk di luar tergantikan dengan suara nyala api. Aku terus melangkah. Lidah api berusaha menjilatku. Untung saja aku sudah membasahi badanku.
“Mimiii.. Mimiii.. Kamu di manaaa? Sini mpusss..” Kali ini aku mendengar suara kucing di kamar belakang. Semangatku terbakar sepanas api di sekelilingku. Aku menerobos ke ruangan itu.
“Meong..” Mimi mengeong setelah melihatku. Aku lalu menghampirinya.
“Sini mpus.. Tenang ya, Mimi. Om akan mengeluarkanmu dari sini.” Ujarku sambil membuka kandang itu.
Aku membuka jaketku, lalu membalutkannya pada tubuh Mimi. Kami lalu berlari ke luar dari rumah itu. Tetapi keadaan semakin parah. Kayu-kayu mulai berjatuhan. Api terasa membakar tubuhku. Asap mulai merasuki hidungku. Aku hampir hilang kesadaran. Berjalan, dan terus berjalan. Sampai akhirnya aku mendengar suara bising selain kobaran api. Aku sudah semakin dekat dari pintu keluar. Tiba-tiba segelondongan kayu terjatuh dari lantai dua. Kayu itu berhasil menimpa tubuhku. Hampir kehilangan kesadaran, aku masih dapat mendengar teriakan para wanita melihat kejadian itu. Tak lama, aku pun kehilangan kesadaran.
***
“Adi.. Adi.. Ayo bangun..” Suara halus seorang wanita menusuk telingaku. Aku masih setengah sadar.
“Adi.. Ayo bangun.. Nanti kamu terlambat sekolah..” Kali ini suara itu disertai goncangan ke arah tubuhku. Aku mulai tersadar.
“Sekolah? Aku kan mati tertimpa kayu waktu mau nyelamatin kucing.” Pikirku.
“Adi! Apa-apaan kamu! Udah kelas 3 SMA masih ngompol! Malu-maluin aja kamu ini! Ayo cepat bangun sebelum ibu pukul pakai penggebuk kasur!” Ibu berteriak kepadaku. Aku tersentak kaget setelah dia menggebuk kasur untuk membangunkanku.
Kasurku terasa begitu dingin. Celanaku pun basah. Ternyata aku memang benar-benar mengompol. Aku pun beranjak dari kasurku menuju kamar mandi.
“Sial. Belaga jadi pemadam kebakaran. Pake sok-sokan nyelamatin kucing segala. Udah gitu mati pula. Eh, ternyata gue ngompol.” Aku berbicara kepada cermin.
“Mimpi yang aneh.” Ujarku.
Langganan:
Postingan (Atom)